DaerahOpiniPolitik

Bank BNI Salah Kaprah dalam Menentukan Pimcab Gorontalo: Cabut dan Pecat Kepala Cabang Gorontalo!

246
×

Bank BNI Salah Kaprah dalam Menentukan Pimcab Gorontalo: Cabut dan Pecat Kepala Cabang Gorontalo!

Sebarkan artikel ini
Penulis: Agung Bobihu (Mahasiswa Akuntansi UNG)
Penulis: Agung Bobihu (Mahasiswa Akuntansi UNG)

Sikap arogan dan praktik pembunuhan karakter yang dipertontonkan Kepala Cabang BNI Gorontalo adalah bukti kegagalan manajemen pusat dalam menyeleksi pimpinan. Kepala cabang bukan sekadar pejabat administratif, tetapi wajah lembaga, representasi moral, etika, dan profesionalisme perbankan milik negara. Maka, ketika seorang pimpinan justru memperlihatkan perangai merendahkan, melecehkan kapasitas mahasiswa, serta menutup ruang kritik, hal itu bukan persoalan lokal semata ini adalah alarm keras bagi citra nasional BNI.

‎Ucapan sinis seperti “Apa kapasitas Anda beropini di media pers?” atau “Kalau Anda nasabah baru bisa beropini” bukan sekadar emosi sesaat. Itu adalah pelecehan terang-terangan terhadap hak warga negara, penghinaan terhadap peran mahasiswa sebagai agen moral bangsa, sekaligus pengkhianatan terhadap nilai demokrasi. Lebih buruk lagi, itu adalah wajah telanjang arogansi, sifat yang tidak pantas melekat pada pimpinan lembaga publik, apalagi bank sebesar BNI.

‎BNI tidak boleh berubah menjadi institusi yang membungkam kritik dengan kesombongan. Tugas perbankan negara adalah menjadi mitra masyarakat, bukan bertindak bak penguasa yang kebal koreksi. Kepala Cabang Gorontalo telah melampaui batas: bukannya rendah hati dan solutif, ia memilih jalan represif dengan kata-kata yang merendahkan. Inilah wajah otoritarianisme kecil—yang berbahaya jika dibiarkan hidup dalam kultur birokrasi BNI.

‎Maka, langkah yang paling rasional dan mendesak adalah pencabutan jabatan dan pemecatan Kepala Cabang BNI Gorontalo. Bukan sekadar demi membela marwah mahasiswa yang dilecehkan, melainkan demi menyelamatkan reputasi dan integritas BNI itu sendiri. Membiarkan seorang pimpinan arogan bercokol hanya akan merawat kultur kesombongan yang menggerogoti kepercayaan publik.

‎Pemecatan ini bukan hukuman semata, melainkan evaluasi moral sekaligus manajerial. Seorang pimpinan seharusnya humanis, komunikatif, serta terbuka pada kritik. Jika hal paling mendasar itu gagal diwujudkan, maka jelas ia tidak layak memimpin dan jangan sampai ini akan berujung pada demonstrasi.

‎Kita tidak boleh diam. Publik wajib bersuara. Mahasiswa sudah memulai, kini giliran manajemen pusat BNI menunjukkan komitmennya: berani bersih, berani tegas, dan berani memutus mata rantai arogansi.

‎BNI boleh besar, tetapi akan runtuh bila kehilangan kepercayaan rakyat. Karena itu, sekali lagi: Cabut jabatan Kepala BNI Cabang Gorontalo, pecat dari pegawai BNI, dan tunjukkan bahwa BNI berdiri di sisi integritas, bukan arogansi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *