BeritaDaerah

Gegara Tertawa Rampok Negara, Wahyudin Moridu Ditendang PDIP

98
×

Gegara Tertawa Rampok Negara, Wahyudin Moridu Ditendang PDIP

Sebarkan artikel ini
Kelakuan seorang anggota DPRD Provinsi Gorontalo dari Fraksi PDIP berinisial Wahyudin Moridu (WM)
Kelakuan seorang anggota DPRD Provinsi Gorontalo dari Fraksi PDIP berinisial Wahyudin Moridu (WM)

Gerakan.co, Gorontalo – Sebuah video berdurasi 35 detik mendadak viral dan jadi bahan perbincangan publik Gorontalo. Bukan karena prestasi, melainkan karena kelakuan seorang anggota DPRD Provinsi Gorontalo dari Fraksi PDIP berinisial Wahyudin Moridu (WM). Dalam rekaman tersebut, WM dengan santainya melontarkan ucapan yang bikin rakyat garuk kepala: ia mengaku akan merampok uang negara.


Candaan Murahan di Kursi Depan Mobil

Dalam video itu, WM tampak santai menyetir mobil, mengenakan kemeja kasual dan kacamata. Di kursi sampingnya duduk seorang perempuan. Dengan ekspresi penuh tawa, WM berkata seolah tanpa beban:

“Aman negara, Makassar kita ji, kita hari ini menuju Makassar menggunakan uang negara. Kita rampok saja uang negara, kita habiskan aja, biar negara ini makin miskin.”

Belum cukup di situ, ia menambahkan dengan bangga menyebut namanya sendiri, sambil tertawa puas:

“Membawa hugel sambil menghabiskan uang negara, siapa ji, Wahyudin Moridu Anggota DPRD Provinsi Gorontalo, nanti 2031 mo berenti uti, masih lama.”

Kalimat itu mungkin dimaksudkan sebagai lelucon. Namun bagi masyarakat yang mendengarnya, itu bukan lucu—itu justru tamparan keras bagi logika dan hati nurani rakyat.


Rakyat Marah, Media Meledak

Video singkat tersebut langsung menyebar ke berbagai platform media sosial. Warganet menilai ucapan WM sebagai bukti arogansi wakil rakyat yang justru mempermainkan amanah negara. Beberapa bahkan menyebut, candaan itu bukan sekadar lelucon, tapi cermin mentalitas busuk dalam berpolitik.

Gelombang komentar pedas membanjiri linimasa. Ada yang menuliskan, “Kalau wakil rakyat bisa bercanda merampok negara, apa bedanya dengan benar-benar merampok?” Ada pula yang menyindir, “Lucu di mobil, tapi rakyat nangis di dapur.”


PDIP Tersudut, DPP Ambil Palu Pemecatan

Panik dengan hebohnya isu ini, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP bergerak cepat. Sebuah Surat Keputusan (SK) pemecatan terhadap Wahyudin Moridu resmi turun. Sumber internal DPD PDIP Gorontalo membenarkan kabar ini.

“Benar suratnya sudah ada, malam ini juga akan ada rapat DPD PDIP Provinsi Gorontalo untuk menindaklanjuti SK Pemecatan Wahyudin Moridu,” ujar seorang sumber kepada media.

Sekretaris DPD PDIP Gorontalo, La Ode Haimudin, disebut sudah menerima SK tersebut di Jakarta. Sayangnya, hingga berita ini dirilis, ia belum memberikan komentar resmi—bahkan pesan WhatsApp yang dikirimkan tidak dibalas.


DPRD Jadi Panggung Komedi?

Kasus ini menimbulkan pertanyaan lebih dalam: apakah DPRD kini sekadar panggung komedi? Sebuah kursi yang seharusnya digunakan untuk memperjuangkan aspirasi rakyat, malah berubah jadi tempat melontarkan lelucon tentang “merampok negara.”

Rakyat tentu tidak bisa lagi membedakan apakah ucapan itu sekadar gurauan atau justru pengakuan jujur yang disamarkan dengan tawa. Apapun alasannya, ucapan seperti ini jelas merusak martabat lembaga DPRD sekaligus mempermalukan partai yang menaunginya.


Akar Masalah dan Pelajaran Pahit

Jika ditarik ke akar masalah, ini bukan hanya soal 35 detik video viral. Ini soal mentalitas seorang wakil rakyat yang tidak bisa menahan lidahnya, bercanda dengan sesuatu yang seharusnya tabu: uang negara. Dari mulut seorang anggota DPRD, candaan itu otomatis bertransformasi menjadi skandal politik.

DPP PDIP tidak punya pilihan selain memecat WM untuk menyelamatkan wajah partai. Namun, bagi rakyat, pemecatan itu tidak serta-merta menghapus luka: kepercayaan yang sudah terkikis sulit untuk dikembalikan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *